Thursday, September 18, 2014

Lagu iseng - Cinta yang tak berpihak



Lagu iseng
Iseng-iseng ehh dapat deh satu lirik lagu , hmm daripada bingung menyalurkan emosi dan kreaativitas. Mending gini nih, keduanya dikolaborasikan menjadi sebuah lirik lagu nan apik.wkwkwk. Sorry kalo kurang bagusan, namanya juga Cuma iseng kok...  hehehe. Ini temanya Critane lagi ala-ala galau gitu... judulnya “Cinta yg tak berpihak”... aduduhhh .... lha kok bisa? . yaa bisa aja.. capcuz aja yuk nih lirik lagu selengkapnya.... ehemmm cek-cek-cek... :D
================================================================
Judul  : Cinta yang tak berpihak
By : Anna Lisstya

izinkan aku untuk bertanya
apakah sama, rasaku dan rasamu

rasa yang tak biasa, saat berjumpa
tak bisa aku menahannya lebih lama
ini cintaa...

tapi, cinta tak sedang berpihak padaku
mengapa aku...
mengapa hanya aku yang cintaa...

Reff : izinkanlah aku memilikimu...
     Izinkanku untuk menjaga cinta ini...
     Selamanya... ohh cintaa...

Aku bahagia, deg-degan ku rasa
Ada dirimu yang selalu mempesona

tapi, cinta tak sedang berpihak padaku
ohh mengapa aku...
mengapa hanya aku yang cintaa...

Reff: izinkanlah aku memilikimu...
     Izinkanku untuk menjaga cinta ini...
Selamanya... bersamamu...
Hanya bersamamu aku... cintaa...

Saturday, September 13, 2014

TENTANG GRANUL DAN GRANULASI



Pengertian Granul

Granul adalah gumpalan-gumpalan dari partikel yang lebih kecil. Umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan 4-12, walaupun demikian bermacam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung dari tujuan pemakaiannya.



Granulasi

Granulasi adalah proses di mana partikel serbuk diubah menjadi granul. Secara umum granulasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu granulasi lembab (basah) dan granulasi kering.

a.              Granulasi basah

Pada granulasi basah bahan dilembabkan dengan larutan pengikat yang cocok, sehingga serbuk terikat bersama dan terbentuk massa yang lembab. Pelarut yang digunakan umumnya bersifat volatil sehingga mudah dihilangkan pada saat dikeringkan. Massa lembab kemudian dibagi-bagi sehingga terbentuk butiran granul.

b.             Granulasi kering

Pada granulasi kering obat dan bahan pembantu mula-mula dicetak menjadi tablet yang cukup besar, yang massanya tidak tentu. Selanjutnya tablet yang terbentuk dihancurkan dengan mesin penggranul kering gesekan atau dengan cara sederhana menggunakan alu di atas sebuah ayakan sehingga terbentuk butiran granul.


Manfaat pembuatan granul dalam farmasi, salah satunya adalah dalam pembuatan tablet. Dimana  zat berkhasiat, zat lain kecuali zat-zat pelicin dibuat granul (butiran kasar), oleh karena serbuk halus tidak dapat mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (capping). (Anief,Moh.,IMO,1988)
=======================================



















PENGERTIAN BIOKIMIA




Biokimia berasal dari kata bio artinya organisme hidup, sedangkan kimia adalah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dari bahan-bahan kimia.
Biokimia merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai molekul di dalam sel atau berbagai reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hidup serta organisme hidup beserta reaksi kimianya.

Atau secara lebih formal biokimia dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari dasar kimia kehidupan.

Kemudian ada lagi yang menngartikan bahwa biokimia merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari unsur-unsur kimia pembentuk sel hidup dan dengan reaksi serta proses yang dijalaninya.

ð  TUJUAN BIOKIMIA
Tujuan utama ilmu biokimia adalah memahami secara lengkap semua proses kimia yang berkaitan dengan sel-sel hidup pada tingkat molekuler, dan tujuan lainnya yaitu berupaya untuk memahami bagaimana kehidupan dimulai.


ð  PERAN BIOKIMIA DALAM ILMU FARMASI
Farmakologi dan ilmu farmasi bertumpu pada pengetahuan yang luas mengenai biokimia dan fisiologi, sebagian besar obat dimetabolisasi melalui reaksi yang dikatalis oleh enzim dan interaksi yang kompleks antara obat paling mudah difahami melalui pengetahuan biokimia. Berbagai racun bekerja pada proses biokimia. Pendekatan biokimia kini semakin banyak digunakan untuk meneliti aspek-aspek dasar patologi seperti cedera sel dan kanker.


Friday, September 12, 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS ENZIM





Enzim adalah molekul kompleks berbasis protein yang dihasilkan oleh sel-sel. Enzim ikut terlibat dalam berbagai reaksi biokimia. Tiap-tiap enzim yang terdapat dalam tubuh kita dapat mempengaruhi reaksi kimia tertentu.


Enzim berperan sebagai katalis organik, enzim mempercepat kecepatan reaksi yang terjadi. Jika tidak ada enzim, reaksi kimia akan menjadi sangat lambat. Berbagai reaksi juga mungkin tidak akan terjadi jika tidak terdapat enzim yang tepat di dalam tubuh.


Enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia berkali-kali lipat. Studi telah menemukan bahwa enzim dapat mempercepat reaksi kimia sampai 10 milyar kali lebih cepat. Zat kimia yang hadir pada awal proses biokimia disebut sebagai substrat, yang mengalami perubahan kimia membentuk produk akhir.



Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim. MenurutRodwell (1988), faktor utama yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu,pH, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, dan adanya aktivator dan inhibitor.


1.      Pengaruh suhu
Enzim mempercepat terjadinya reaksi kimia pada suatu sel hidup. Dalam batas-batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim akan naik bila suhunya naik. Reaksi yang paling cepat terjadi pada suhu optimum(Rodwell,1988). Oleh karena itu, penentuan suhu optimum aktivitas enzim sangat perlu karena apabila suhu terlalu rendah maka kestabilan enzim tinggi tetapi aktivitasnya rendah, sedangkan pada suhu tinggi aktivitas enzim tinggi tetapi kestabilannya rendah (Muchtadi, 1992). Namun, kecepatannya akan menurun drastis pada suhu yang lebih tinggi. Hilangnya aktivitas pada suhu tinggi karena terjadinya perubahan konformasi panas (denaturasi) enzim.Kebanyakan enzim tidak aktif pada suhu sekitar 55-60oC (Rabyt, 1987). Dalam beberapa keadaan, jika pemanaasan dihentikan dan enzim didinginkan kembali aktivitasnya akanpulih. Hal ini disebabkan oleh karena proses denaturasi masih reversible. pH dan zat-zat pelindung dapat mempengaruhi denaturasi pada pemanasan ini (Syahrul, 2008).



Gambar 2.3 Hubungan antara aktivitas enzim dan suhu (Syahrul, 2008).

2.      Pengaruh pH
Enzim pada umumnya bersifat amfolitik, yang berarti enzim mempunyaikonstanta disosiasi pada gugus asam maupun gugus basanya, terutama padagugus residu terminal karboksil dan gugus terminal aminonya, diperkirakanperubahan kereaktifan enzim akibat perubahan PH lingkungan (Winarno,1986).Menurut Tranggono dan Sutardi (1990), Enzim mempunyai aktivitasmaksimum pada kisaran pH yang disebut pH optimum. Suasana yang terlaluasam atau alkali akan mengakibatkan denaturasi protein dan hilangnya secaratotal aktivitas enzim. pH optimum untuk beberapa enzim pada umumnyaterletak diantara netral atau asam lemah yaitu 4,5-8. pH optimum sangatpenting untuk penentuan karakteristik enzim. Pada subtrat yang berbeda,enzim memiliki pH optimum yang berbeda . Menurut Winarno (1986), enzimyang sama seringkali mempunyai pH optimum yang berbeda, tergantung pada asal enzim tersebut.Menurut Syahrul (2008) Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim adalah
a.       Pada pH rendah atau tingi, enzim akan mengalami denaturasi. 
 b.      Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim.

3.      Pengaruh konsentrasi enzim
Kecepatan reaksi dalam reaksi enzimatis sebanding dengan konsentrasienzim (Martin, 1983). Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatanreaksi akan semakin meningkat hingga pada batas konsentrasi tertentu dimanahasil hidrolisis akan konstan dengan naiknya konsentrasi enzim yangdisebabkan penambahan enzim sudah tidak efektif lagi (Reed, 1963).


4.      Pengaruh konsentrasi substrat
Kecepatan reaksi enzimatis pada umumnya tergantung pada konsentrasisubstrat. Kecepatan reaksi akan meningkat apabila konsentrasi substrat meningkat. Peningkatan kecepatan reaksi ini akan semakin kecil hinggatercapai suatu titik batas yang pada akhirnya penambahan konsentrasi subtrat hanya akan sedikit meningkatkan kecepatan reaksi (Lehninger, 1997). Hal inidisebabkan semua molekul enzim telah membentuk ikatan kompleks dengansubstrat yang selanjutnya dengan kenaikan konsentrasi substrat tidakberpengaruh terhadap kecepatan reaksinya (Tranggono dan Sutardi, 1990).


5.      Pengaruh aktivator dan inhibitor
Beberapa enzim memerlukan aktivator dalam reaksi katalisnya.Aktivatoradalah senyawa atau ion yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis.Komponen kimia yang membentuk enzim disebut juga kofaktor.Kofaktortersebut dapat berupa ion-ion anorganik seperti Zn, Fe, Ca, Mn, Cu, atau Mgatau dapat pula sebagai molekul organik kompleks yang disebut koenzim.Pada umumnya ikatan antara senyawa organik sengan protein enzim itu lemahdan apabila ikatannya kuat disebut gugus prostetis (Martoharsono, 1984).Selain dipengaruhi oleh adanya adanya aktivator, aktivator enzim jugadipengaruhi oleh adanya inhibitor.Inhibitor adalah senyawa atau ion yangdapat menghambat aktivitas enzim (Lehninger, 1997). Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida (Prodi, 2009) .Sifat penghambatan pada enzim dibagimenjadi lima yaitu :

a.       Penghambatan non-spesifik

b.      Penghambatan kompetitif

c.       Penghambatan non-kompetitif

d.      Penghambatan tak kompetitif

e.       Penghambatan Campuran


6.      Pengaruh faktor-faktor lain
Enzim dapat dirusak dengan pengocokan, penyinaran ultraviolet dan sinar-x, sinar-β dan sinar-γ.Untuk sebagian ini disebabkan karena oxidasi oleh peroxida yang dibentuk pada penyinaran tersebut (Syahrul, 2008).


referensi ^^

Anonim, 2012, Enzim, http://wikipedia.enzim.com, diakses 1 Desember 2012.
Belitz, H.D and Grosch,W .1984. Food Chemistry. New York London ParisTokyo: Springer Verlag Berlin Heidelberg.
Hamid, 2012, Laporan Biokimia Kerja Enzim, http://Retzs’sBlog.com,diakses tanggal 1 desember 2012
Kreative, 2011, Bio-Lyasa Enzim, http://laporan-enzim.com, diakses tanggal 1 januari 2012.
Lehninger, A.L. 1997. Dasar-dasar Biokimia. Jilid I. Alih Bahasa: MaggyThenawidjaja. Jakarta: Erlangga.
Mahartantri, L., 2005. Pembuatan Glukosa Kasar dari Pati BeberapaVarietas/Klon Ubi Jalar (Ipomea batatas l.) Secara Hidrolisis Enzimatis.Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan Teknologi hasil Pertanian FTUnibraw.
Martoharsono, S.. 1984. Biokimia Jilid 1. Yogyakarta: UGM Press.
Muchtadi,D.,N.S Palupi., dan M. Astwan.1992 .Teknologi PemasakanEkstrusi.PAU Pangan dan Gizi , IPB, Bogor.
Naily, R, 2010, Pengaruh Konsentrasi Enzim Dan Lama SakarifikasiPada Hidrolisis Enzimatis Terhadap Produksi SirupGlukosa Dari Pati Ubi Kayu (Manihot Esculenta), skripsi, Jurusan KimiaFakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (Uin)Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Prodi, 2009, Info Enzim, http://infoENZIM:November2009.com, diakses tanggal 2 November 2012.
Rabyt, JF and B.J white. 1987.Biochemical Techniques : Theory And Practice.Brooks/cole California: Publishing company.
Riki, Hidayat, 2012, Kumpulan Makalah, http://makalah-enzim.com, diakses tanggal 1 Desember 2012.
Rodwell, V.W. 1987. Harper’s Review of Biochemistry. Alih bahasa: IyanDharmawan Edisi 20. Jakarta: EGC Kedokteran.
Syahrul, D, 2008, Enzim, http://healthycau’s:11/13/08, diakses tanggal 1 Desember 2012.
Tranggono dan Sutardi. 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. PAU Pangandan Gizi. Yogyakarta: UGM Press.
Winarno, F.G. 1986. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia.
Winarno, F.G dan Fardianz, S. 1984. Biofermentasi dan Biosintesa Protein.Bandung: Angkasa.