only Sharing guys !!!
Suka
Duka Menjadi Komting
By
Anna Lisstya
Semua
berawal ketika saya terpilih menjadi komting kelas, tepatnya pada saat awal
memasuki semester 3. Jadi waktu itu adalah hari pertama bagi saya dan
teman-teman sekelas berangkat kuliah setelah sekian lama libur. Komting lama
sebut saja namanya Bu Han (setiap mahasiswa yang menjabat menjadi komting
biasanya akan dipanggil dengan sebutan “Bu Komting/ Bu Kom untuk perempuan”
sebagai simbol menghormati orang tersebut, padahal ini malah jadi kesannya tua
gitu ya), Bu Han menggiring kami untuk masuk ke ruang d101 (kalau tidak salah).
Setelah dirasa teman-teman mahasiswa sudah hadir semua, langsung saja Bu Han
maju ke depan dan memulai membacakan agenda hari ini. Setelah Bu Han bicara
panjang lebar dan endingnya Bu Han berkesimpulan bahwa pada tepat hari itu
diadakan pemilihan calon pengurus kelas yang baru yang antara lain ada komting
(disini komting memiliki kedudukan/jabatan tertinggi dibandingkan jajaran
pengurus kelas yang lain), selain itu ada wakil komting, sekretaris, bendahara
dan PJ (Penanggung jawab) makul & sms.
Komting
di dunia perkuliahan sama artinya dengan ketua kelas. Yang merupakan jembatan
antara mahasiswa dengan dosen. Ketika mahasiswa ingin tanya sesuatu ke dosen
biasanya komting yang mewakili tapi tidak melulu seperti itu juga, bisa saja
mahasiswa tersebut tanya ke dosennya langsung kalau itu menyangkut tugas
pribadinya dia. Jabatan ini dipilih oleh mahasiswa satu kelas. Waktu itu saat
Bu Han menanyakan kepada teman-teman sekelas siapa yang selanjutnya bersedia
menjadi “the next-komting”, hasilnya nihil tak satu pun mahasiswa yang lantang
mencalonkan dirinya sendiri. Namun tak berselang lama kemudian terdengar
seseorang yang menyebutkan nama oranglain untuk dicalonkan (aduh ini nggak
gentle banget) dia berteriak menjagokan si “A....”. selanjutnya dari arah
berlawanan ada yang menyebut nama “B....”. Kemudian “C....”. Disusul dari arah lain
ada yang memekik menyebut nama saya “Ana...”. Dari belakang kemudian
menyuarakan diri menyebut nama “D... dan E....”. Semua nama yang disebutkan
tadi di tulis oleh Bu Han menggunakan spidol hitam snowman di papan whiteboard
kelas, beliau kemudian berkata : “oke karna semua nama sudah terkumpul maka
untuk mempercepat waktu mari kita lakukan voting saja ya teman-teman. Untuk
siapa yang akan dipilih silahkan kalian tulis dikertas yang nanti saya akan
bagikan. Begitu saja yaa...” ucapnya dengan gaya khas nan cetar membahana bak
artis kontroversial syahrini. Segera saja dengan tergopoh-gopoh saya menyuruh
teman-teman diblok belakang untuk tidak memilih saya. Pikir saya dalam hati
“wah bahaya kalau saya yang terpilih jadi komting mau jadi apa kelas ini, saya
tidak ngerti masalah beginian, saya minim pengalaman soal beginian, haduhhh
worry saya”.
Setelah
proses voting selesai, semua kertas pemilihan tadi dikumpulkan ke depan,
selanjutnya satu per satu hasil voting di bacakan oleh Bu Han, dan ada satu
orang yang menuliskan hasil votingan tadi ke whiteboard, sedangkan yang lain
duduk manis menyimak dengan serius. Awalnya saya biasa saja, tapi lama-lama kok
worry juga alias khawatir akan nasib saya perasaan nama saya di panggil terus
dari tadi “ALAMAKKK.. ini pasti ada kongkalikong ini hadehh !!!” . kemudian
setelah hasil voting ditotal dan benar saja nama saya menduduki jumlah tertinggi
dari hasil voting, langsung rasanya merinding saya. Dengan begitu langsung saja
saya dicap sah menjadi komting, raut muka saya masih terheran-heran nyaris
tidak percaya. Alasan apa yang mendasari teman-teman memilih saya sulit untuk
saya korek jawabannya, masak iya mereka asal pilih untuk menunjuk siapa yang bakal
jadi “the next-komting” lha kalau mereka salah pilih dan komtingnya tidak becus
repot juga mereka. Bingung saya harus senang atau sedih dengan kenyataan itu,
saya sampai pukul pipi saya karena rasanya seperti mimpi tapi ternyata bukan,
buktinya sakit pipi saya kena pukul sendiri. Hahaha.
Bu
Han kemudian mengajak saya untuk maju ke depan, untuk mengucapkan sepatah
maupun dua patah kata. Saya bingung mau bicara apa jadi saya bicara kurang lebih
begini “assalam...teman-teman... e... e... e... sebelumnya saya mengucapkan terimakasih
karena sebagian besar dari kalian ternyata memilih saya, ini artinya bahwa
teman-teman mempercayai saya memikul tanggungjawab ini. Semoga saya bisa amanat,
mohon partisipasinya dari teman-teman karena saya tidak bisa melakukannya
sendiri” (kurang lebih seperti itulah kata-kata pertama saya setelah menyandang
status sebagai komting, rasanya nervous setengah mati belum lagi teman-teman
serius gitu memperhatikan saya, saya hanya tersenyum hambar).
Sejak
saat itu hari-hari begitu sibuk rasanya. Lebih sibuk dari anak-anak mahasiswa
yang lain. Dulu bisa nyantai sekarang hampir tidak bisa nyantai ya begitulah
setelah menjadi komting, sontak langsung saja mereka memanggil saya “Bu Kom
atau Bu Ana” yaelah. Untuk awal-awal begitu berat dengan status ini, tapi
sambil jalan saya belajar banyak setelah menyandang status baru ini sahingga saya
berusaha ikhlas-ikhlasin saja dan menikmatinya. Mantan komting alias Bu Han
juga awal-awal membantu saya bagaimana mengurus ini kelas, bagaimana cara
mengkoordinirnya, bagaimana cara menghubungi dosen dan lain sebagainya. Suka
dukanya jadi komting itu banyak luar biasa sampai rasanya kenyang saya makan
asam, manis, asin dan pahitnya dengan pengalaman ini. Sejak menjadi komting
tentunya saya menjadi sosok yang dikenal oleh dosen, teman-teman mahasiswa
sekelas dan kelas sebelah juga, serta staff TU (Tata Usaha). Hp juga jadi ramai
terus, ada-ada saja pesan masuk.
Saat
menjadi komting bak berubah menjadi superhero. Mengkoordinir mahasiswa sebanyak
29 orang dengan berlatar sosial-budaya yang beda-beda serta watak dan pemikiran
yang beda-beda pula, itu sangat tidak mudah terlebih bagi saya. Menjadi komting
sangat menguras tenaga, waktu, pulsa dan pikiran. Bayangkan saya yang notabene mahasiswa
wanita yang biasa-biasa saja menjelma menjadi wanita perkasa bak wonder woman
membawa-bawa LCD proyektor yang biasanya diambil di TU lantai 2 ke ruang kelas, padahal saya
sudah buat peraturan kalau tugas mengambil absensi & LCD itu tugasnya tim
bagian PJ makul tapi kadang mereka nyepelekan gitu, akhirnya disini saya yang
repot, tidak masalah kalau LCD proyektornya langsung bisa nyala (tidak rusak)
lha kalau LCDnya pas eror saya harus bolak-balik ngambil LCD baru di TU itu
yang pernah saya alami, tidak masalah kalau ruang kelasnya masih selantai
dengan ruang TU tempat mengambil LCD, lha kalau kelasnya beda lantai akhirnya ngos-ngosan
saya bolak-balik, mana yang lain kadang tidak pada peka lagi, perasaan komting
mulu yang harus peka sengsara amat dah nasib komting, komting kan juga manusia.
Menjadi
komting selain harus siap mental juga harus sedia pulsa setiap saat, jaga-jaga
kalau ada info bisa langsung share ke yang lain. Beruntung untuk masalah share
info lewat sms saya tidak terlalu repot. Jadi saya cuma sms ke beberapa anak
saja setelah itu nanti ada tim tersendiri bagian share info (PJ sms) yang akan
nyebarin ke yang lain, jadi disitu saya merasa aman tidak ada masalah kecuali
kalau ada yang tidak kebagian info biasanya langsung menghubungi saya untuk
nanya langsung. Terkadang sebel juga kenapa infonya tidak bisa ke share kesemua
anak, kenapa?, ada yang bilang “sory pulsa saya habis.. jadi tidak bisa share”
lha kok masalah sepele begitu dijadikan alasan sangat tidak masuk akal? Kasihan
kan yang tidak dapat info jadi tidak tahu agenda kuliahnya apa, ada info tugas
apa dll. Rasanya ingin memarahi itu anak tapi saya tidak berani dikiranya sok
ngaturlah,inilah,itulah yaa ampun. Saya saja bela-belain Hp full pulsa sampai
merelakan uang jajan segala. Jujur saja jadi komting lumayan menguras kocek,
buat beli apalagi kalau bukan pulsa. Kadang beli pulsa langsung habis buat
telpon dosen X, ya begitulah. Menjadi komting itu jabatan yang suka rela, tidak
ada bayaran, yaa mentok-mentoknya mungkin cuma dapet nilai tambahan dari dosen
tertentu saja yang menghargai posisi komting itu bagaimana repotnya (tidak
semua dosen lho ya), intinya komting itu tugas yang mulia bak pahlawan tanpa
tanda jasa bagi yang serius menjalankan tanggungjawabnya lho ya. Hehehe
Menjadi
komting dibutuhkan kesabaran yang ekstra. Kenapa saya bilang begitu, itu karena
sebagai komting hendaknya jangan mudah marah atau terpancing emosinya. Harus
bisa benar-benar mengendalikan diri. Karena menjadi komting akan ada banyak
sekali keadaan yang menguji kesabaran. Misalnya saja ketika dosen mendadak
susah dihubungi, atau ketika dosennya mendadak sms jamnya minta diganti padahal
mahasiswa sudah stand by di kelas atau ketika dosen datang terlambat melampaui
batas. Disaat itulah komting menjadi
sasaran amarah, kekecewaan bahkan amukan mahasiswa yang tak terbendung (tidak
usah dibayangkan hehehe !!!).
Penuh
perjuangan menjadi komting itu, walau terkadang seperti tak dianggap atau
bahkan diabaikan oleh mahasiswa. Misalnya ketika kita sedang memberi pengumuman
di kelas ternyata tidak ada yang mendengarkan atau malah pada asik ngobrol
sendiri (Busyet dah sakitnya tuh disini “nunjuk hati”). Giliran sudah selesai pengumumannya,
dan saya beranjak keluar kelas eh pada tanya “ eh tadi pengumuman apa ya??”. Ya
ampun tadi saya ngomong penuh perjuangan gitu kamu nggak dengerin.. capek saya
ngomong terus. Ingat ya ingat, komting kan juga manusia.
Menjadi
komting juga harus selalu update tentang segala info yang ada, yang terpenting
tentang jadwal perkuliahan dan info tugas-tugas. Jangan sampai tidak tahu,
nanti bisa repot. Menjadi komting juga harus menjaga tata krama ketika akan
menghubungi dosen atau menemui dosen sebab seringkali ada miss-komunikasi
dengan dosen, itu sering saya alami selama menjabat jadi komting, intinya kita
yang sebagai mahasiswa harus berbaik-baiklah sama dosen terlebih-lebih kalau
ada miss-komunikasi segeralah diselesaikan agar semuanya clear dan meminta maaf
baik secara langsung maupun melalui via telpon, walau tak jarang juga
sebetulnya si dosennya yang salah kadang.
Itu
sajalah kiranya yang dapat saya ceritakan tentang pengalaman saya setelah
kurang lebih 2 semester menjabat sebagai komting, saya merasa setahun
belakangan ini saya banyak pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah saya
dapatkan darimanapun. Ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru
terbaik kehidupan. Itu memang benar. Pengalaman menjadi komting termasuk salah satu
pengalaman yang berkesan bagi saya. Setelah satu tahun berlalu akhirnya saya
harus melepas jabatan ini karena harus bergantian dengan yang lain, disatu sisi
saya merasa senang karena serasa berakhirlah satu beban dipundak saya dan saya
akhirnya bisa fokus ke kuliah saja, namun disisi lain sepertinya sedih juga
harus melepas posisi ini karena pasti bakal kangen sama kegiatan setahun
belakangan ini. Inilah kiranya beberapa manfaat yang saya dapatkan ketika
menjadi komting diantaranya adalah selalu paling update untuk segala bentuk
info dibanding mahasiswa lain, kemungkinan besar bisa lebih dekat dengan dosen,
punya peluang juga untuk mendapat nilai tambahan, lebih dikenal oleh
teman-teman mahasiswa yang lain, melatih kepemimpinan, tanggungjawab, kesabaran
serta kedisiplinan, dan lain sebagainya. Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang
senantiasa memberikan angin segar bagi saya sehingga saya bisa menjadi pribadi
yang tegar dan teman-teman yang sudah support selama saya menjadi komting sehingga
pada akhirnya saya bisa menyelesaikan tanggungjawab saya sampai masa jabatan
saya habis. Saya tidak bisa bilang bahwa selama saya memimpin semuanya
senantiasa aman, tertib dan lancar dalam perkuliahan, sebagai manusia biasa
saya tidak bisa menjamin semuanya itu. Semoga dengan sudah terpilihnya komting
baru yang menggantikan saya dapat membawa perubahan yang kian baik untuk kelas
tercinta, semangat terus untuk Bu Kom yang baru. Hidup Mahasiswa !!!
Cukup
sekian ceritaku. Thanks for reading. I love you guys. Silahkan kalo mau komen
siapa tahu ente-ente pada ada pengalaman sama kaya ane bisa nambahin dikomen apa sih
suka dan dukanya jadi KOMTING... hehehe :D