Sunday, January 10, 2016

Suka Duka Menjadi Komting



only Sharing guys !!!
Suka Duka Menjadi Komting
By Anna Lisstya

Semua berawal ketika saya terpilih menjadi komting kelas, tepatnya pada saat awal memasuki semester 3. Jadi waktu itu adalah hari pertama bagi saya dan teman-teman sekelas berangkat kuliah setelah sekian lama libur. Komting lama sebut saja namanya Bu Han (setiap mahasiswa yang menjabat menjadi komting biasanya akan dipanggil dengan sebutan “Bu Komting/ Bu Kom untuk perempuan” sebagai simbol menghormati orang tersebut, padahal ini malah jadi kesannya tua gitu ya), Bu Han menggiring kami untuk masuk ke ruang d101 (kalau tidak salah). Setelah dirasa teman-teman mahasiswa sudah hadir semua, langsung saja Bu Han maju ke depan dan memulai membacakan agenda hari ini. Setelah Bu Han bicara panjang lebar dan endingnya Bu Han berkesimpulan bahwa pada tepat hari itu diadakan pemilihan calon pengurus kelas yang baru yang antara lain ada komting (disini komting memiliki kedudukan/jabatan tertinggi dibandingkan jajaran pengurus kelas yang lain), selain itu ada wakil komting, sekretaris, bendahara dan PJ (Penanggung jawab) makul & sms.

Komting di dunia perkuliahan sama artinya dengan ketua kelas. Yang merupakan jembatan antara mahasiswa dengan dosen. Ketika mahasiswa ingin tanya sesuatu ke dosen biasanya komting yang mewakili tapi tidak melulu seperti itu juga, bisa saja mahasiswa tersebut tanya ke dosennya langsung kalau itu menyangkut tugas pribadinya dia. Jabatan ini dipilih oleh mahasiswa satu kelas. Waktu itu saat Bu Han menanyakan kepada teman-teman sekelas siapa yang selanjutnya bersedia menjadi “the next-komting”, hasilnya nihil tak satu pun mahasiswa yang lantang mencalonkan dirinya sendiri. Namun tak berselang lama kemudian terdengar seseorang yang menyebutkan nama oranglain untuk dicalonkan (aduh ini nggak gentle banget) dia berteriak menjagokan si “A....”. selanjutnya dari arah berlawanan ada yang menyebut nama “B....”. Kemudian “C....”. Disusul dari arah lain ada yang memekik menyebut nama saya “Ana...”. Dari belakang kemudian menyuarakan diri menyebut nama “D... dan E....”. Semua nama yang disebutkan tadi di tulis oleh Bu Han menggunakan spidol hitam snowman di papan whiteboard kelas, beliau kemudian berkata : “oke karna semua nama sudah terkumpul maka untuk mempercepat waktu mari kita lakukan voting saja ya teman-teman. Untuk siapa yang akan dipilih silahkan kalian tulis dikertas yang nanti saya akan bagikan. Begitu saja yaa...” ucapnya dengan gaya khas nan cetar membahana bak artis kontroversial syahrini. Segera saja dengan tergopoh-gopoh saya menyuruh teman-teman diblok belakang untuk tidak memilih saya. Pikir saya dalam hati “wah bahaya kalau saya yang terpilih jadi komting mau jadi apa kelas ini, saya tidak ngerti masalah beginian, saya minim pengalaman soal beginian, haduhhh worry saya”.

Setelah proses voting selesai, semua kertas pemilihan tadi dikumpulkan ke depan, selanjutnya satu per satu hasil voting di bacakan oleh Bu Han, dan ada satu orang yang menuliskan hasil votingan tadi ke whiteboard, sedangkan yang lain duduk manis menyimak dengan serius. Awalnya saya biasa saja, tapi lama-lama kok worry juga alias khawatir akan nasib saya perasaan nama saya di panggil terus dari tadi “ALAMAKKK.. ini pasti ada kongkalikong ini hadehh !!!” . kemudian setelah hasil voting ditotal dan benar saja nama saya menduduki jumlah tertinggi dari hasil voting, langsung rasanya merinding saya. Dengan begitu langsung saja saya dicap sah menjadi komting, raut muka saya masih terheran-heran nyaris tidak percaya. Alasan apa yang mendasari teman-teman memilih saya sulit untuk saya korek jawabannya, masak iya mereka asal pilih untuk menunjuk siapa yang bakal jadi “the next-komting” lha kalau mereka salah pilih dan komtingnya tidak becus repot juga mereka. Bingung saya harus senang atau sedih dengan kenyataan itu, saya sampai pukul pipi saya karena rasanya seperti mimpi tapi ternyata bukan, buktinya sakit pipi saya kena pukul sendiri. Hahaha.

Bu Han kemudian mengajak saya untuk maju ke depan, untuk mengucapkan sepatah maupun dua patah kata. Saya bingung mau bicara apa jadi saya bicara kurang lebih begini “assalam...teman-teman... e... e... e... sebelumnya saya mengucapkan terimakasih karena sebagian besar dari kalian ternyata memilih saya, ini artinya bahwa teman-teman mempercayai saya memikul tanggungjawab ini. Semoga saya bisa amanat, mohon partisipasinya dari teman-teman karena saya tidak bisa melakukannya sendiri” (kurang lebih seperti itulah kata-kata pertama saya setelah menyandang status sebagai komting, rasanya nervous setengah mati belum lagi teman-teman serius gitu memperhatikan saya, saya hanya tersenyum hambar).

Sejak saat itu hari-hari begitu sibuk rasanya. Lebih sibuk dari anak-anak mahasiswa yang lain. Dulu bisa nyantai sekarang hampir tidak bisa nyantai ya begitulah setelah menjadi komting, sontak langsung saja mereka memanggil saya “Bu Kom atau Bu Ana” yaelah. Untuk awal-awal begitu berat dengan status ini, tapi sambil jalan saya belajar banyak setelah menyandang status baru ini sahingga saya berusaha ikhlas-ikhlasin saja dan menikmatinya. Mantan komting alias Bu Han juga awal-awal membantu saya bagaimana mengurus ini kelas, bagaimana cara mengkoordinirnya, bagaimana cara menghubungi dosen dan lain sebagainya. Suka dukanya jadi komting itu banyak luar biasa sampai rasanya kenyang saya makan asam, manis, asin dan pahitnya dengan pengalaman ini. Sejak menjadi komting tentunya saya menjadi sosok yang dikenal oleh dosen, teman-teman mahasiswa sekelas dan kelas sebelah juga, serta staff TU (Tata Usaha). Hp juga jadi ramai terus, ada-ada saja pesan masuk. 

Saat menjadi komting bak berubah menjadi superhero. Mengkoordinir mahasiswa sebanyak 29 orang dengan berlatar sosial-budaya yang beda-beda serta watak dan pemikiran yang beda-beda pula, itu sangat tidak mudah terlebih bagi saya. Menjadi komting sangat menguras tenaga, waktu, pulsa dan pikiran. Bayangkan saya yang notabene mahasiswa wanita yang biasa-biasa saja menjelma menjadi wanita perkasa bak wonder woman membawa-bawa LCD proyektor yang biasanya diambil di  TU lantai 2 ke ruang kelas, padahal saya sudah buat peraturan kalau tugas mengambil absensi & LCD itu tugasnya tim bagian PJ makul tapi kadang mereka nyepelekan gitu, akhirnya disini saya yang repot, tidak masalah kalau LCD proyektornya langsung bisa nyala (tidak rusak) lha kalau LCDnya pas eror saya harus bolak-balik ngambil LCD baru di TU itu yang pernah saya alami, tidak masalah kalau ruang kelasnya masih selantai dengan ruang TU tempat mengambil LCD, lha kalau kelasnya beda lantai akhirnya ngos-ngosan saya bolak-balik, mana yang lain kadang tidak pada peka lagi, perasaan komting mulu yang harus peka sengsara amat dah nasib komting, komting kan juga manusia.
Menjadi komting selain harus siap mental juga harus sedia pulsa setiap saat, jaga-jaga kalau ada info bisa langsung share ke yang lain. Beruntung untuk masalah share info lewat sms saya tidak terlalu repot. Jadi saya cuma sms ke beberapa anak saja setelah itu nanti ada tim tersendiri bagian share info (PJ sms) yang akan nyebarin ke yang lain, jadi disitu saya merasa aman tidak ada masalah kecuali kalau ada yang tidak kebagian info biasanya langsung menghubungi saya untuk nanya langsung. Terkadang sebel juga kenapa infonya tidak bisa ke share kesemua anak, kenapa?, ada yang bilang “sory pulsa saya habis.. jadi tidak bisa share” lha kok masalah sepele begitu dijadikan alasan sangat tidak masuk akal? Kasihan kan yang tidak dapat info jadi tidak tahu agenda kuliahnya apa, ada info tugas apa dll. Rasanya ingin memarahi itu anak tapi saya tidak berani dikiranya sok ngaturlah,inilah,itulah yaa ampun. Saya saja bela-belain Hp full pulsa sampai merelakan uang jajan segala. Jujur saja jadi komting lumayan menguras kocek, buat beli apalagi kalau bukan pulsa. Kadang beli pulsa langsung habis buat telpon dosen X, ya begitulah. Menjadi komting itu jabatan yang suka rela, tidak ada bayaran, yaa mentok-mentoknya mungkin cuma dapet nilai tambahan dari dosen tertentu saja yang menghargai posisi komting itu bagaimana repotnya (tidak semua dosen lho ya), intinya komting itu tugas yang mulia bak pahlawan tanpa tanda jasa bagi yang serius menjalankan tanggungjawabnya lho ya. Hehehe

Menjadi komting dibutuhkan kesabaran yang ekstra. Kenapa saya bilang begitu, itu karena sebagai komting hendaknya jangan mudah marah atau terpancing emosinya. Harus bisa benar-benar mengendalikan diri. Karena menjadi komting akan ada banyak sekali keadaan yang menguji kesabaran. Misalnya saja ketika dosen mendadak susah dihubungi, atau ketika dosennya mendadak sms jamnya minta diganti padahal mahasiswa sudah stand by di kelas atau ketika dosen datang terlambat melampaui batas. Disaat itulah  komting menjadi sasaran amarah, kekecewaan bahkan amukan mahasiswa yang tak terbendung (tidak usah dibayangkan hehehe !!!).
Penuh perjuangan menjadi komting itu, walau terkadang seperti tak dianggap atau bahkan diabaikan oleh mahasiswa. Misalnya ketika kita sedang memberi pengumuman di kelas ternyata tidak ada yang mendengarkan atau malah pada asik ngobrol sendiri (Busyet dah sakitnya tuh disini “nunjuk hati”). Giliran sudah selesai pengumumannya, dan saya beranjak keluar kelas eh pada tanya “ eh tadi pengumuman apa ya??”. Ya ampun tadi saya ngomong penuh perjuangan gitu kamu nggak dengerin.. capek saya ngomong terus. Ingat ya ingat, komting kan juga manusia.
Menjadi komting juga harus selalu update tentang segala info yang ada, yang terpenting tentang jadwal perkuliahan dan info tugas-tugas. Jangan sampai tidak tahu, nanti bisa repot. Menjadi komting juga harus menjaga tata krama ketika akan menghubungi dosen atau menemui dosen sebab seringkali ada miss-komunikasi dengan dosen, itu sering saya alami selama menjabat jadi komting, intinya kita yang sebagai mahasiswa harus berbaik-baiklah sama dosen terlebih-lebih kalau ada miss-komunikasi segeralah diselesaikan agar semuanya clear dan meminta maaf baik secara langsung maupun melalui via telpon, walau tak jarang juga sebetulnya si dosennya yang salah kadang.
Itu sajalah kiranya yang dapat saya ceritakan tentang pengalaman saya setelah kurang lebih 2 semester menjabat sebagai komting, saya merasa setahun belakangan ini saya banyak pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan darimanapun. Ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik kehidupan. Itu memang benar. Pengalaman menjadi komting termasuk salah satu pengalaman yang berkesan bagi saya. Setelah satu tahun berlalu akhirnya saya harus melepas jabatan ini karena harus bergantian dengan yang lain, disatu sisi saya merasa senang karena serasa berakhirlah satu beban dipundak saya dan saya akhirnya bisa fokus ke kuliah saja, namun disisi lain sepertinya sedih juga harus melepas posisi ini karena pasti bakal kangen sama kegiatan setahun belakangan ini. Inilah kiranya beberapa manfaat yang saya dapatkan ketika menjadi komting diantaranya adalah selalu paling update untuk segala bentuk info dibanding mahasiswa lain, kemungkinan besar bisa lebih dekat dengan dosen, punya peluang juga untuk mendapat nilai tambahan, lebih dikenal oleh teman-teman mahasiswa yang lain, melatih kepemimpinan, tanggungjawab, kesabaran serta kedisiplinan, dan lain sebagainya. Sebelumnya saya  mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan angin segar bagi saya sehingga saya bisa menjadi pribadi yang tegar dan teman-teman yang sudah support selama saya menjadi komting sehingga pada akhirnya saya bisa menyelesaikan tanggungjawab saya sampai masa jabatan saya habis. Saya tidak bisa bilang bahwa selama saya memimpin semuanya senantiasa aman, tertib dan lancar dalam perkuliahan, sebagai manusia biasa saya tidak bisa menjamin semuanya itu. Semoga dengan sudah terpilihnya komting baru yang menggantikan saya dapat membawa perubahan yang kian baik untuk kelas tercinta, semangat terus untuk Bu Kom yang baru. Hidup Mahasiswa !!!

Cukup sekian ceritaku. Thanks for reading. I love you guys. Silahkan kalo mau komen siapa tahu ente-ente pada ada pengalaman sama kaya ane bisa nambahin dikomen apa sih suka dan dukanya jadi KOMTING... hehehe :D