Di dalam sebuah hadits yg diterangkan di dalam
kitab Al Bukhori /halaman 143, dan muslim II /halaman 451, dijelaskan tentang
proses kejadian manusia fase demi fase , kemudian di bumi mana matinya nanti,
dari bumi itulah dia dijadikannya. Proses kejadian manusia ini dijelaskan oleh
Nabi Saw. agar seluruh umatnya mengerti dari mana asalnya, dan akan kemana
kesudahan hidupnya, serta untuk apa dia itu dijadikanNYA.
Dengan menganalisa proses kejadian manusia dengan
akal pikiran yg sehat, maka pastilah akan timbul sifat-sifat positif dari
padanya. Dia pun akan tunduk patuh
menjalankan perintah yg telah disyari’atkan didalam agama islam. Dia tidak akan
lari mencari sesembahan selain Allah, dan tidak akan memeluk agama, selain
islam.
“DIA-lah (ALLAH) yg menjadikan kalian dari tanah , lalu
dari setetes air mani, lalu dari segumpal darah, lalu DIA mengeluarkan kalian
berupa anak kecil, kemudian kalian dibiarkan hidup , agar kalian mencapai
remaja , kemudian kalian dibiarkan pula hidup , agar kalian menjadi tua,
sebagian dari kalian ada yg mati sebelumnya. (KAMI lakukan yg sedemikian itu)
agar kalian sampai kepada ajal yg telah ditentukan , dan supaya kalian mau
memahaminya.” [S.AL MUKMIN : 67].
“DIA-lah yg menghidupkan dan yg mematikan. Lalu
apabila DIA menetapkan suatu urusan , maka sesungguhnya DIA hanyalah berfirman
: KUN (JADILAH) , lalu jadilah ia.” [S. AL MUKMIN : 68].
Bertolak dari penjelasan ayat tersebut, marilah
kita coba mengamati proses mulia tersebut semenjak dia masih dalam rahim ibu.
Ketika itu si bayi dihadapkan ke punggung ibunya, agar dia tidak berbau makanan
yg ditelan ibunya.
Kemudian pada sebelah kanannya dilekatkan sebuah
benda yg dinamakan hati dan pada sebelah kirinya dilekatkan sebuah benda yg
lain namanya limpa. Didalam rahim tsb ditutup pula mukanya, agar dia tdk terkejut
ketika lahirnya. Dia diajarkan ibunya duduk dan berdiri, agar dia pandai
apabila sudah berada di dunia.
Ketika kandungan sudah cukup umurnya,
diperintahkanlah malaikat utk mengeluarkannya, dg tanpa gigi utk mengunyah
makanan, dan tanpa kekuatan pada tangan utk memegang, dan tanpa kemampuan tapak
kaki utk berjalan.
Sekalipun begitu diberikan utknya dua saluran urat
pada dada ibunya, yg mengeluarkan air susu, dg terasa panas ketika musim
penghujan dan terasa sejuk ketika musim kemarau. Lalu dilimpahkan utknya rasa
kasih sayang ibu bapaknya terhadapnya.
Sesudah gerahamnya keras, disediakan pisang yg
sifatnya lunak sebagai makanan pokoknya. Dan sesudah bertambah usianya dan
terasa tahan usus besarnya, disediakan nasi dan bubur, sebagai pengenyang perutnya.blebih
bertambah usianya, disempurnakan giginya, lalu disediakan daging sebagai
tambahan kelezatan makanannya, lalu diberikan kemampuan berbicara, memandang,
berjalan, berlari, berusaha, bersenang-senang dsb.
Tetapi kenapa setelah proses kejadiannya mencapai
puncak kesempurnaan, dia lari dari Yang Memproses? . dan mengapa dia sampai
lupa, sehingga tdk melakukan penyembahan kepadaNYA, toh setiap dia meminta
pasti diberi, dan setiap orang yg mau
bertaubat pasti diterima?.
Dan jika kalian mendustakan, maka umat-umat sebelum
kalianpun telah mendustakan pula. Tidak lain tugas Rosul itu, hanyalah
menyampaikan agama Allah dg seterang-terangnya. [S. Al Ankabut : 18].
Dan tidakkah mereka itu memperhatikan, bagaimana
Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian DIA mengulanginya lagi.
Sesungguhnya yg sedemikian itu adalah mudah bagi Allah. [S. Al Ankabut : 19].
Katakanlah : “ berjalanlah kalian di permukaan
bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaan,
kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas
segala sesuatu.” [S. Al Ankabut : 20].
Kemudian kelanjutan hadits seterusnya dinyatakan,
sesungguhnya ada diantara manusia yg beramal ahli surga, tetapi pada saat-saat
menjelang tutup usia, dia malah beramal
ahli neraka, sehingga menyebabkan dia masuk didalamnya. Dan begitu pula
sebaliknya.
Ini berkesimpulan bahwa manusia itu sekali-kali
tidak diperbolehkan membanggakan amal kebaikannya, dan tidak pula selayaknya
mencerca dan membenci amal kejahatan orang lain. Karena serangkaian ketetapan
apa yg akan menimpa diri manusia, tiada seorang juapun yg akan mengetahuinya.
Hanya saja pada kebiasaannya orang yg diberi
pertolongan oleh Allah, pasti dia dipermudah dengan melakukan amal sholih dan
disudahi dgnya pula , dan sedemikian pula sebaliknya. Untungnya dari sifat
belas kasihan Allah Swt. jarang terjadi manusia terbalik haluannya dari
melakukan amal sholih, lalu akhirnya merubah stir dg beramal tholih (jahat).
MIZAN ASRORI Z.M.
jalan menuju sorga-terjemah hadits Al-Arba’iinan Nawawiyyah. Surabaya : CV
Karya Utama
No comments:
Post a Comment