Tuesday, August 5, 2014

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DAN KESUDAHAN AKHIRNYA




Di dalam sebuah hadits yg diterangkan di dalam kitab Al Bukhori /halaman 143, dan muslim II /halaman 451, dijelaskan tentang proses kejadian manusia fase demi fase , kemudian di bumi mana matinya nanti, dari bumi itulah dia dijadikannya. Proses kejadian manusia ini dijelaskan oleh Nabi Saw. agar seluruh umatnya mengerti dari mana asalnya, dan akan kemana kesudahan hidupnya, serta untuk apa dia itu dijadikanNYA.

Dengan menganalisa proses kejadian manusia dengan akal pikiran yg sehat, maka pastilah akan timbul sifat-sifat positif dari padanya. Dia pun akan  tunduk patuh menjalankan perintah yg telah disyari’atkan didalam agama islam. Dia tidak akan lari mencari sesembahan selain Allah, dan tidak akan memeluk agama, selain islam.

“DIA-lah (ALLAH) yg menjadikan kalian dari tanah , lalu dari setetes air mani, lalu dari segumpal darah, lalu DIA mengeluarkan kalian berupa anak kecil, kemudian kalian dibiarkan hidup , agar kalian mencapai remaja , kemudian kalian dibiarkan pula hidup , agar kalian menjadi tua, sebagian dari kalian ada yg mati sebelumnya. (KAMI lakukan yg sedemikian itu) agar kalian sampai kepada ajal yg telah ditentukan , dan supaya kalian mau memahaminya.” [S.AL MUKMIN : 67].

“DIA-lah yg menghidupkan dan yg mematikan. Lalu apabila DIA menetapkan suatu urusan , maka sesungguhnya DIA hanyalah berfirman : KUN (JADILAH) , lalu jadilah ia.” [S. AL MUKMIN : 68].

Bertolak dari penjelasan ayat tersebut, marilah kita coba mengamati proses mulia tersebut semenjak dia masih dalam rahim ibu. Ketika itu si bayi dihadapkan ke punggung ibunya, agar dia tidak berbau makanan yg ditelan ibunya.

Kemudian pada sebelah kanannya dilekatkan sebuah benda yg dinamakan hati dan pada sebelah kirinya dilekatkan sebuah benda yg lain namanya limpa. Didalam rahim tsb ditutup pula mukanya, agar dia tdk terkejut ketika lahirnya. Dia diajarkan ibunya duduk dan berdiri, agar dia pandai apabila sudah berada di dunia.

Ketika kandungan sudah cukup umurnya, diperintahkanlah malaikat utk mengeluarkannya, dg tanpa gigi utk mengunyah makanan, dan tanpa kekuatan pada tangan utk memegang, dan tanpa kemampuan tapak kaki utk berjalan.

Sekalipun begitu diberikan utknya dua saluran urat pada dada ibunya, yg mengeluarkan air susu, dg terasa panas ketika musim penghujan dan terasa sejuk ketika musim kemarau. Lalu dilimpahkan utknya rasa kasih sayang ibu bapaknya terhadapnya.

Sesudah gerahamnya keras, disediakan pisang yg sifatnya lunak sebagai makanan pokoknya. Dan sesudah bertambah usianya dan terasa tahan usus besarnya, disediakan nasi dan bubur, sebagai pengenyang perutnya.blebih bertambah usianya, disempurnakan giginya, lalu disediakan daging sebagai tambahan kelezatan makanannya, lalu diberikan kemampuan berbicara, memandang, berjalan, berlari, berusaha, bersenang-senang dsb.

Tetapi kenapa setelah proses kejadiannya mencapai puncak kesempurnaan, dia lari dari Yang Memproses? . dan mengapa dia sampai lupa, sehingga tdk melakukan penyembahan kepadaNYA, toh setiap dia meminta pasti diberi, dan  setiap orang yg mau bertaubat pasti diterima?.

Dan jika kalian mendustakan, maka umat-umat sebelum kalianpun telah mendustakan pula. Tidak lain tugas Rosul itu, hanyalah menyampaikan agama Allah dg seterang-terangnya. [S. Al Ankabut : 18].

Dan tidakkah mereka itu memperhatikan, bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian DIA mengulanginya lagi. Sesungguhnya yg sedemikian itu adalah mudah bagi Allah. [S. Al Ankabut : 19].

Katakanlah : “ berjalanlah kalian di permukaan bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaan, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” [S. Al Ankabut : 20].

Kemudian kelanjutan hadits seterusnya dinyatakan, sesungguhnya ada diantara manusia yg beramal ahli surga, tetapi pada saat-saat menjelang tutup usia, dia malah  beramal ahli neraka, sehingga menyebabkan dia masuk didalamnya. Dan begitu pula sebaliknya.

Ini berkesimpulan bahwa manusia itu sekali-kali tidak diperbolehkan membanggakan amal kebaikannya, dan tidak pula selayaknya mencerca dan membenci amal kejahatan orang lain. Karena serangkaian ketetapan apa yg akan menimpa diri manusia, tiada seorang juapun yg akan mengetahuinya.

Hanya saja pada kebiasaannya orang yg diberi pertolongan oleh Allah, pasti dia dipermudah dengan melakukan amal sholih dan disudahi dgnya pula , dan sedemikian pula sebaliknya. Untungnya dari sifat belas kasihan Allah Swt. jarang terjadi manusia terbalik haluannya dari melakukan amal sholih, lalu akhirnya merubah stir dg beramal tholih (jahat).

MIZAN ASRORI Z.M. jalan menuju sorga-terjemah hadits Al-Arba’iinan Nawawiyyah. Surabaya : CV Karya Utama

No comments:

Post a Comment