Wednesday, April 23, 2014

ceritaku kisahku "waktu di bawah kendaliku"

ceritaku kisahku


            Hello,guys... what's up?? , ngerasa miss miss miss ihh... uda lama gak ngepos. kangen tulisanku yaa pasti. HEHEHEH (Ge-eR banget dah prasaan, wkwkwkwk) :P.
Tadi sore ku sempatkan tuk menuliskan ceritaku, kisahku, perjalananku. ku sempatkan pula berbagi cerita dengan-mu. para sahabatku yang baik hatinya. agar kiranya kisahku ini dapat memberikan sebuah hikmah dan pesan moral yang dapat sahabat-sahabatku jadikan pelajaran. karena belajar tidak harus di bangku sekolah, tidak harus di bangku kuliah. belajar bisa dari mana saja. dan dengan mengetahui cerita dan kisah orang lain, itu pun bisa untuk dijadikan referensi pembelajaran kehidupan. dan inilah ceritaku... kisahku...
_____________________________________________________________________________________________________________




WAKTU DI BAWAH KENDALIKU


Ini kisahku, tentang aku dan waktuku. Ini ajaib. Ini menakjubkan. Dan inilah kisahku. Pagi itu waktu seakan menjepitku. Seakan membunuhku perlahan. Seakan memaksaku menghentikan deyut jantungku. Seakan berusaha membungkam mulutku. Membuatku paniknya bukan kepayang. Beginilah kisahku. Detak jarum jam memang tiada pernah ada hentinya. Dia terus berdetak, berjalan, berputar mengitari porosnya. Hingga ku tahu kini tlah berlalu waktu sedetik, semenit, sejam. Alarmku berbunyi yang mana itu memang sengaja untuk aku aktifkan, sebagai pertanda tlah tiba waktunya aku beranjak untuk ngampus. Cepat-cepat aku bersiap-siap merapihkan diri, next mengambil segala perlengkapanku, ada tas berisi buku-buku, helm,  jaket dan semua perlengkapan berkendaraku, serta laptop dan air mineral sebagai bekal penghilang dahagaku. Setelah dikiranya segalanya tlah selesai ku persiapkan, ku lihat jam tanganku.sungguh Waktu seakan cepat saja berlalu kini tlah tiba pukul 9.44 WIB. Wahhh.. begitu ku tahu itu, aku pun menjadi teramat panik dan cemas. Halah.. ini makul pertama mulai pukul 10.00 WIB , tapi aku masih belum beranjak untuk berangkat alias belum OTW (begitu kata anak muda jaman sekarang). Masalahnya untuk sampai ke sana butuh waktu kurang lebih 25 menit minimql. Wahhh... wahhh... semakin bertambah paniklah diriku. Segera saja ku bawa melaju si motor matic-ku ,  bismilah melejit melewati jalanan penuh polusi menerjang secepatnya tuk mengalahkan waktu. Bener-bener berasa kaya’ dikejar-kejar waktu hadeh... perjalananku pagi itu dipenuhi kecemasan dan kepanikan yang merajai isi kepalaku , hadehhh serasa bertambah berat ajah ni kepala. Sebab pagi ini aku ada maju tugas presentasi yang mana itu menjadi suatu prioritasku agar bisa datang ngampus tepat waktu dan tidak mengecewakan teman-teman kelompokku. Aku benar-benar membutuhkan keajaiban Tuhan yang mana dapat memberikanku sebuah ketenangan dalam perjalananku pagi itu, yang mana aku dapat datang tepat waktu pula. Ku coba tuk melajukan motorku dengan penuh pasti dengan kecepatan maximal yang kiranya mampu untuk ku kendalikan. Kutarik napasku dalam-dalam. Kuhempaskan perlahan-lahan penuh penghayatan. Seterusnya Ku lakukan itu, sampai aku benar-benar merasa agak tenang dan sedikit legaan. Sembari motor terus melaju, aKu pun terus berusaha untuk bersahabat dengan diriku sendiri. Berdamai dengan jiwaku. Membawanya untuk lebih WOLES (santai) dengan situasiku saat itu. Ku tahu , aku yang menghandle segalanya tentang aku, begitu pula jiwa serta ragaku. Ku pastikan untuk mengendalikan waktu. Karena waktu tidak mungkin ku hentikan maka ku coba tuk berdamai dengan waktu. Mengajaknya berdiskusi penuh kedamaian dari hati ke hati. Berusaha membuatnya mengerti kemauanku. Membawanya menuruti pengharapanku. Bukan waktu yang mengendalikanku. TAPI akulah yang mengendalikan waktu sesuai kehendakku. Aku terus dan terus meyakinkan diriku tentang itu dan menutup segala akses alam sadarku. Karena seakan ia (alam sadarku) menertawakan keinginanku itu, pikirnya (alam sadarku)  hal itu terkesan tak berlogika, yaa mustahil katanya.. Hah.. begitulah . Dan itu sangat mengganggu pikiranku. Ku putuskan segala akses menuju alam sadarku. Next, Ku buka akses menuju alam bawah sadarku. Bagi alam bawah sadarku segalanya itu mungkin dan sangat mungkin terjadi. Tergantung keyakinan dan tekad kita dalam menggapai suatu kemauan itu. Aku masih berusaha meyakinkan diriku dulu. Aku sudah tidak mau peduli dengan tawa dan omongannya (si alam sadarku) karena itu sangat membuatku tidak nyaman .huhhh... -_- .  sesekali ku ambil napas dalam-dalam, ku hempaskan pelan-pelan. Sembari bersugesti “AKU YAKIN TEPAT WAKTU UNTUK MENGINJAKKAN KAKIKU DI GEDUNG “D” LANTAI 3 DI RUANG KELAS TEMPATKU MENUNTUT ILMU PAGI INI” aku yakin. Aku yakin. Aku yakin. Berkali-kali ku ulang-ulang perkataan itu. Dan aku pun semakin percaya diri melajukan motor matic-ku dengan penuh kepastian. AKU YAKIN. AKU YAKIN. AKU TEPAT WAKTU. Laju motor-ku pun perlahan melambat. Roda-roda motorku kini memasuki area parkir tempatku menimba ilmu. Tibalah daku di universitas tercinta. Cepat-cepat ku letakkan motorku, ku sandarkan helm di atas motor, satu persatu kulepas segala pernak-pernik perlengkapan berkemudiku (sarung tangan, slayer, dan jaketku). Cepat tapi santai ku langkahkan kakiku menuju gedung kelas tempatku kuliah pagi itu, iya di gedung D lantai 3. Beruntung sekali, lagi-lagi Tuhan menolongku dengan sangat Ajaib. Benar-benar bukan sulap bukan sihir. It’s miracle. Aku benar-benar datang tepat waktu . dan yang terpenting aku mampu mengendalikan waktu, mampu menguasai alam bawah sadarku dengan sugesti yang aku yakini itu, yang mana dengan itu aku mampu menangkal rasa panik dan cemasku. Dengan itu, aku lebih dapat fokus melajukan kendaraanku tanpa rasa panik dan cemas berlebih. Adanya Kecemasan dan kepanikan berlebih sebenarnya malah akan membuat suasana menjadi tak terkendali, sehingga segala tindakan seakan-akan serba semrawut dan terkesan salah-salah terus. So, gimanapun keadaanmu penting banget nih untuk  kamu tetap bisa mengendalikan dirimu. Jangan panik.  Jangan cemas. Woles aja yaa.... plus pake senyum jugaa... kalo kamu tahu senyum itu bisa bkin kamu lbih tenang . so, tersenyumlah... 







No comments:

Post a Comment